Amerika Serikat akan Mengucurkan Dana Senilai Rp. 981,5 Milyar Untuk Pendidikan Indonesia
Jakarta - Kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary R Clinton di Indonesia pada hari Senin kemarin di awali dengan jamuan makan malam bersama Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa.
Pada kesempatan itu, Hillary menyampaikan dalam pidato resminya tentang agenda kerjasama antar kedua negara. Dalam pidato itu, ia mengatakan bahwa untuk tahun depan agenda kerjasama AS-RI akan memusatkan perhatian kepada sektor pendidikan. "Pendidikan tetap menjadi modal pembangunan ekonomi dan kesejahteraan yang paling penting" ujarnya.
Sedangkan untuk bentuk kongkrit kerjasama kedua negara itu, Amerika Serikat akan memberikan suntikan dana senilai USD 103 Juta atau senilai dengan Rp. 981,5 milyar. Suntikan dana tersebut diperuntukan penguatan jenjang pendidikan dasar Indonesia senilai USD 80 juta, dan beasiswa mahasiswa Indonesia di AS seilai USD 23 juta.
Dalam pidato usai makan siang itu, Hillary juga melontarkan pujian kepada Indonesia yang baru saja sukses menjadi ketua ASEAN. Menurutnya, Indonesia mampu memberikan kontribusi nyata dalam menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan.
Hillary melanjutkan, bahwa penuntasan konflik tersebut tidak oleh berada dalam tekanan atau intervensi pihak asing. Dia juga mengatakan bahwa akan diadakan pertemuan lanjutan dengan pemerintahan Tiongkok untuk membahas penyelesaian konflik tersebut.
Berikutnya, pembicaraan Hillary lebih menyentuh tentang penegakan HAM di Indonesia. Ini tidak terlepas dari konflik berlatarbelakang agama yang kerap terjadi akhir-akhir ini. Menurut Hillary, sebagai negara demokrasi terbesar di ASEAN dan terbesar ketiga di dunia, Indonesia diharapkan mampu mengayomi kelompok minoritas. "Termasuk minoritas dalam urusan sekte (agama, red). Indonesia harus damai," katanya.
Pada akhir pidatonya, Hillary menekankan jika aksi teror masih menjadi ancaman di dunia. Termasuk bagi AS sendiri. Dia misalnya, mengutuk aksi teror di kantor konsulat AS di Pakistan.
Hillary juga mengatakan, Indonesia tidak lepas dari ancaman teror. Menurutnya, aksi teror saat ini sudah mengarah pada upaya politik. Yaitu untuk mengeruk suara masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar