Jalur Mudik Alternatif Bila Pantura Macet
Jalur Mudik Pantura membentang sepanjang 1.316 km antara Merak hingga Ketapang, Banyuwangi di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, khususnya antara Jakarta dan Surabaya. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh Daendels yang membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1808-an. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuan Inggris. Pada era perang Napoleon, Belanda ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan Inggris.
Jalur Pantura menjadi perhatian utama saat menjelang Lebaran, di mana arus mudik melimpah dari barat ke timur. Arus paling padat tedapat di ruas Jakarta-Cikampek-Cirebon-Tegal-Semarang. Di Cikampek, terdapat percabangan menuju ke Bandung (dan kota-kota di Jawa Barat bagian selatan). Di Tegal, terdapat percabangan menuju ke Purwokerto (dan kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan). Di Semarang, terdapat percabangan menuju ke timur (Surabaya-Banyuwangi) dan menuju ke selatan (Solo-Madiun).
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan saat mudik. Selain, waktu perjalanan yang bersamaan, (diperkirakan untuk tahun ini puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 27 dan 28 Agustus atau H-3 dan H-2), jumlah kendaraan pemudik juga bertambah, dan terakhir disiplin pengemudi yang masih jauh dari harapan.
Pemudik menuju arah Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur, pertama akan menemui titik kemacetan di ruas tol Cikampek, hingga gerbang tol Cikopo, simpang Jomin. Titik inilah sebagai pembukaan pertama bagi para pemudik baik yang ingin menuju Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Herbas Sudewo Dharmawan menjelaskan, titik kemacetan krusial ada di gerbang tol Cikopo–Pertigaan Cikopo–Mutiara karena penyempitan jalan. Dari semula delapan lajur di pintu keluar tol, kemudian ke kiri menuju Mutiara menjadi hanya dua lajur.
Sementara bagi yang melewati jalur selatan, titik kemacetan terdapat di pintu keluar tol Cileunyi, Rancaekek hingga jalur Nagreg.
Sebagai perbandingan, jalur utara memiliki jarak 214 km. Mulai dari Cikampek, Kanci Cirebon lanjut ke Pamanukan, Jatibarang, Palimanan, sampei ke tol Palikanci memiliki waktu tempuh 4 jam dan 14 menit. Sementara jalur tengah mulai dari Cikampek, Sadang, Cikamurang, Kadipaten, Palimanan dengan jarak 224 km punya waktu tempuh 4 jam 29 menit.
Sementara itu jalur selatan dari Cikampek, Padalarang, Cileunyi, Sumedang, Kadipaten, dan Palimanan yang berjarak 256 km dapat ditempuh 4 jam, 48 menit. Disarankan untuk pemudik melewati jalur tengah dan selatan, karena relatif lebih lancar karena tidak terganggu pasar tumpah dan lainnya.
Bila Pertigaan Cikopo–Mutiara terjadi kemacetan parah dan sulit menuju Pantura, arus lalu lintasdibuang jalur tengah, kendaraan diarahan ke kanan setelah keluar dari gerbang tol Cikopo.
Arus kendaraan diarahkan menuju Sadang, ke arah Subang. Apabila perempatan Sadang juga mengalami kemandekan, pemudik dibagi arusnya di KM 66 keluar di gerbang tol Jatiluhur. (berbagai sumber)
Jalur Pantura menjadi perhatian utama saat menjelang Lebaran, di mana arus mudik melimpah dari barat ke timur. Arus paling padat tedapat di ruas Jakarta-Cikampek-Cirebon-Tegal-Semarang. Di Cikampek, terdapat percabangan menuju ke Bandung (dan kota-kota di Jawa Barat bagian selatan). Di Tegal, terdapat percabangan menuju ke Purwokerto (dan kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan). Di Semarang, terdapat percabangan menuju ke timur (Surabaya-Banyuwangi) dan menuju ke selatan (Solo-Madiun).
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan saat mudik. Selain, waktu perjalanan yang bersamaan, (diperkirakan untuk tahun ini puncak arus mudik akan terjadi pada tanggal 27 dan 28 Agustus atau H-3 dan H-2), jumlah kendaraan pemudik juga bertambah, dan terakhir disiplin pengemudi yang masih jauh dari harapan.
Pemudik menuju arah Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur, pertama akan menemui titik kemacetan di ruas tol Cikampek, hingga gerbang tol Cikopo, simpang Jomin. Titik inilah sebagai pembukaan pertama bagi para pemudik baik yang ingin menuju Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kasat Lantas Polres Purwakarta AKP Herbas Sudewo Dharmawan menjelaskan, titik kemacetan krusial ada di gerbang tol Cikopo–Pertigaan Cikopo–Mutiara karena penyempitan jalan. Dari semula delapan lajur di pintu keluar tol, kemudian ke kiri menuju Mutiara menjadi hanya dua lajur.
Sementara bagi yang melewati jalur selatan, titik kemacetan terdapat di pintu keluar tol Cileunyi, Rancaekek hingga jalur Nagreg.
Sebagai perbandingan, jalur utara memiliki jarak 214 km. Mulai dari Cikampek, Kanci Cirebon lanjut ke Pamanukan, Jatibarang, Palimanan, sampei ke tol Palikanci memiliki waktu tempuh 4 jam dan 14 menit. Sementara jalur tengah mulai dari Cikampek, Sadang, Cikamurang, Kadipaten, Palimanan dengan jarak 224 km punya waktu tempuh 4 jam 29 menit.
Sementara itu jalur selatan dari Cikampek, Padalarang, Cileunyi, Sumedang, Kadipaten, dan Palimanan yang berjarak 256 km dapat ditempuh 4 jam, 48 menit. Disarankan untuk pemudik melewati jalur tengah dan selatan, karena relatif lebih lancar karena tidak terganggu pasar tumpah dan lainnya.
Bila Pertigaan Cikopo–Mutiara terjadi kemacetan parah dan sulit menuju Pantura, arus lalu lintasdibuang jalur tengah, kendaraan diarahan ke kanan setelah keluar dari gerbang tol Cikopo.
Arus kendaraan diarahkan menuju Sadang, ke arah Subang. Apabila perempatan Sadang juga mengalami kemandekan, pemudik dibagi arusnya di KM 66 keluar di gerbang tol Jatiluhur. (berbagai sumber)
0 komentar:
Posting Komentar