KLIK SALAH SATU iklan DIBAWAH INI DULU ^_^

br/>

Profil STAIN Mahmud Yunus Batusangkar

Penuangan STAIN Batusangkar menurut tinjauan historis ini, terbagi dua periode: Pertama, periode pendirian PTAI sebagai cikal bakal Fakultas Tarbiyah Batusangkar. Kedua, periode alih status Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar menjadi STAIN Batusangkar.

Periode I

Sebelum berdirinya sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam di Kabupaten Tanah Datar, telah berdiri Perguruan Tinggi Guru (PTPG) yang terletak di Bukit Gombak Batusangkar. Namun dalam perkembangannya, perjalanan PTPG ini ditarik ke Padang yang selanjutnya berubah status menjadi IKIP Padang. Keadaan ini menyebabkan masyarakat Tanah Datar kehilangan asset yang sangat berharga. Berarti pada saat itu, tidak ada satupun Perguruan Tinggi di Kabupaten Tanah Datar.

Hal demikian menimbulkan motivasi dan keinginan yang kuat dari masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Datar untuk memiliki sebuah Perguruan Tinggi guna menampung para pelajar tamatan Madrasah, Pondok Pesantren, PGA, Sekolah Persiapan IAIN atau sebuah menengah lainnya, yang ingin melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Begitu juga bagi guru agama yang ingin mendalami ilmu agama Islam secara formal untuk mendapatkan gelar Sarjana.

Sementara itu, dibeberapa Daerah Tingkat II lainnya telah berdiri pula fakultas keagamaan, seperti Fakultas Ushuluddin di Padang Panjang, Fakultas Dakwah di Solok, Fakultas Syariah di Bukittinggi dan Fakultas Adab di Payakumbuh. Keadaan ini semakin mendorong Tanah Datar untuk segera mendirikan pula suatu Perguruan Tinggi Agama Islam.

Upaya pembentukan sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam di Batusangkar yang akhirnya berdiri resmi pada tahun 1968, dimulai dari pembentukan panitia persiapan pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam yang diketuai oleh Mahyudin Algamar (Bupati Tanah Datar pada waktu itu). Dengan melihat personil yang berperan semakin menampakkan adanya indikator bahwa pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam di Batusangkar memang didukung oleh semua unsur, baik pemerintah maupun masyarakat.

Setelah Panitia Persiapan Perguruan Tinggi Agama Islam berjalan beberapa bulan, statusnya ditingkatkan menjadi Fakultas Tarbiyah Swasta yang berlokasi di Kubu Rajo Lima Kaum Batusangkar di atas tanah seluas 11.026 M2. Usaha ini semakin terdukung oleh tingginya keantusiasan masyarakat Tanah Datar. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegairahan putra-putri mereka untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas ini. Realitas tersebut menjadi potensi utama untuk beralihnya dari status swasta menjadi sebuah Fakultas yang berada dalam naungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Peralihan tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 238 tanggal 20 Mei 1971. Dengan demikian Fakultas swasta ini resmi menjadi Fakultas Tarbiyah Negeri dengan status Fakultas Muda, artinya hanya bisa membuka program pendidikan tingkat Sarjana Muda.
Periode II

Di tengah perjalanannya, pada tahun 1974 Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar diguncang oleh suatu peraturan rasionalisasi fakutlas dalam lingkungan IAIN se-Indonesia. Sehingga Fakutas Tarbiyah di Batusangkar tidak dibenarkan lagi menerima mahasiswa baru karena akan ditarik ke IAIN Imam Bonjol. Namun, berkat usaha sungguh-sungguh dari civitas akademika Fakutlas Tarbiyah Batusangkar dan masyarakat serta Pemerinta Daerah Tanah Datar untuk mempertahankannya, maka Fakultas Tarbiyah Batusangkar ini tidak jadi ditarik ke Padang. Untuk itu pada tahun 1976, Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Drs. Sanusi Latief memperkenankan Fakultas Tarbiyah Batusangkar menerima mahasiswa baru dengan beberapa persyarakatan; Pertama, harus ada asrama mahasiswa. Kedua: harus ada yayasan penyantun. Ketiga: jumlah mahasiswa baru minimal 40 orang. Semua persyaratan tersebut akhirnya dapat dipenuhi oleh civitas akademikanya atas dukungan dan perhatian tokoh-tokoh eksternal.

Selanjutnya, berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 69/1982 Fakultas Tarbiyah ini meningkat statusnya dari Fakultas Muda menjadi Fakultas Madya. Dengan demikian semenjak tahun 1982, Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar berhak menyelenggarakan perkuliahan tingkat doktoral dengan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Pada tahun akademik 1992/1993, Fakultas Tarbiyah membuka Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Pembukaan Jurusan baru ini disebabkan adanya tuntutan bahwa setiap fakultas madya diwajibkan memiliki sekurang-kurangnya dua jurusan. Pada tahun akademik 1996/1997, Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar membuka lagi Jurusan baru yakni Jurusan Kependidikan Islam (KI).

Setelah kurang lebih 26 tahun Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar berada dalam lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang, maka pada tahun 1997 berubah statusnya menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN). Perubahan status ini berdasarkan Kepres No. 11/1997 dan Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 285/1997, memberi akses kepada STAIN untuk "duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi" dengan berbagai perguruan tinggi lainnya. Dengan adanya perubahan status ini, maka seluruh dosen dan karyawan berserta sarana dan prasarana Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar beralih menjadi aset STAIN Batusangkar.

Setelah menjadi STAIN, berdasarkan Surat Keputusan Senat STAIN Batusangkar, Perguruan Tinggi Islam ini bernama "STAIN Batusangkar", dengan satu Jurusan Tarbiyah, yang terdiri atas tiga Program Studi: Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan Kependidikan Islam (KI).

Visi dan Misi

Visi STAIN Batusangkar:

“Menjadi Universitas Islam Negeri pada Tahun 2012 yang mengkombinasikan dan Mengintegrasikan “Ilmu Keislaman”dan “Ilmu Umum” yang Termanifestasi dalam kurikulum berbagai Program Studi."

Misi STAIN Batusangkar:

1. Menguasai, mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni yang bernafaskan Islam dengan mewujudkan Jurusan-jurusan/Program-program Studi, penelitian, pembinaan kelembagaan, serta pengelolaan sumber daya manusia akademik secara berdaya guna dan berhasil guna.
2. Menguasai dan mengembangkan kombinasi dan integrasi "ilmu keislaman" dan "ilmu umum" yang berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah melalui penguasaan Bahasa Arab yang tertuang dalam kurikulum dengan dukungan dosen yang profesional dan proporsional serta sarana yang kondusif.
3. Membentuk insan akademik yang didukung oleh budaya ilmiah dengan menjunjung tinggi kebenaran, keterbukaan, kritis, kreatif, inovatif dan responsif terhadap perubahan nasional dan global.
4. Membentuk masyarakat akademik yang concern terhadap kajian Islam dan Adat.
5. Memupuk dan menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan pihak-pihak eksternal, pemerintah, perguruan tinggi lainnya baik dalam maupun luar negeri serta masyarakat.
6. Menata manajemen yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan information technology.
7. Meningkatkan kualitas, kuantitas dan fasilitas sarana dan prasarana serta teknologi yang kondusif

STAIN Mahmud Yunus Batusangkar berkomitmen untuk menjadi Universitas Islam Negeri pada Tahun 2012 yang mengkombinasikan dan Mengintegrasikan “Ilmu Keislaman”dan “Ilmu Umum” yang Termanifestasi dalam kurikulum berbagai Program Studi.

Fasilitas

Untuk menunjang proses perkuliahan, masing-masing program studi di STAIN Batusangkar telah dilengkapi dengan Laptop dan Infocus. Fasilitas canggih ini dimanfaatkan dosen untuk menyampaikan materi perkuliahan.

Copyright@www.secepat-speedy.blogspot.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar