KLIK SALAH SATU iklan DIBAWAH INI DULU ^_^

br/>

Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Opini. Tampilkan semua postingan

Cara Cepat Yang Bikin Sesat

Cara cepat sering kita dengar dalam penyelesaian matematika. Bahkan ketika ada soal yang penyelesaian sangat panjang biasanya siswa bertanya: "Ada cara cepatnya Pak?". Barangkali kita senang sekali dengan sesuatu yang instan sehingga penyelesaian matematikapun selalu menginginkan cara cepat. Cara cepat jelekkah? Gak juga sih. Baguskah? Mungkin saja. Sekarang perhatikan cara cepat di bawah ini!


Cara cepat yang kadang disebut smart solution memang sangat membantu dalam penyelesaian soal matematika secara lebih cepat dan kadang lebih mudah dari pada menggunakan cara biasa. Namun tidak selamanya cara cepat itu lebih mudah untuk menyelesaikan soal matematika. Kadang cara cepat bisa saja tambah bikin puyeng kepala kita.

Perhatikan 5 cara cepat di atas! Ada 5 cara cepat untuk menyelesaikan soal matematika yang berkaitan dengan membentuk persamaan kuadrat baru. Kelemahan cara cepat ini adalah kita dituntut untuk menghafal kelima rumus tersebut. Padahal kasus soal mengenai pembentukan persamaan kuadrat baru banyak sekali jenisnya. Belum tentu dalam soal ulangan atau ujian keluar soal model seperti itu. Bayangkan sudah capek-capek menghafal (walaupun untuk menanamkan rumus di otak kita tidak harus dengan menghafal), terus tidak muncul dalam ujian. Sia-sia kan?

Cara cepat sebagian memang bagus, namun cara cepat seperti di atas, saya tidak menyarankan digunakan, disamping kita "dipaksa" untuk mengingat banyak rumus, cara tersebut "tidak mengasah" logika berfikir yang merupakan roh dari matematika.

Mencermati (Draft) POS UN 2013

BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) tidak ada henti-hentinya "berinovasi" dalam rangka memperbaiki sistem UN (Ujian Nasional). Mulai dari LJK dilak di ruang pengawas, Jumlah paket yang semula 2 paket, menjadi 5 paket, dan direncanakan UN 2013 menjadi 20 paket (Draft POS UN 2013). Sebelum penyelenggaraan UN pengawas "disumpah" terlebih dahulu. Lembar soal pas 20 eksemplar (pada tahun terdahulu 22 eksemplar), dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan di sini. Itu semua dilakukan untuk menghindari kecurangan dalam pelaksanaan UN, tapi toh apa fakta di lapangan? Kecurangan dan kebocoran tetap saja terjadi di sana-sini. Inovasi yang dikembangkan oleh BSNP seakan sia-sia. Setiap inovasi selalu bisa saja dicari celahnya oleh oknum yang ingin berbuat curang.

Saya ingin mencermati (Draft) POS UN 2013, yaitu soal rencana 20 paket soal dalam UN 2013 ini. Bayangan kita tidak akan mungkin siswa bisa kerja sama karena soalnya berbeda setiap siswa dalam satu ruangan. Kalaupun dapat bocoran maka ke-20 paket harus dicontek semuanya. Matematika terdiri dari 40 butir soal, maka harus menulis 20 X 40 = 800 kunci jawaban bila mau mencontek hasil bocoran. Apa gak kelenger atau jari-jari menjadi keriting? Itu bayangan kita. Tapi BSNP berinovasi dibarengi pula oleh inovasi yang dilakukan oleh orang yang berbuat curang, ibaratnya antara virus dan antivirus selalu saja berjalan beriringan, saling salip-meyalip dalam hal inovasi.

Lantas bagaimana bila 20 paket soal nantinya tidak berhasil membendung kecurangan? Akankah BSNP berinovasi untuk membuat perbedaan soal antar provinsi, antar kabupaten, bahkan antar sekolah? Bila memang inovasi BSNP tidak akan pernah bisa membendung kecurangan, maka mestinya BSNP perlu berpikir lain dalam hal inovasi.

Unduh POS UN 2013